TANAH LAUT BERSIAP HITUNG INFLASI BAHAN POKOK DAERAH LEBIH SPESIFIK
Keterangan Gambar : (atas) Partisipasi Pemkab Tala pada acara Sosialisasi Kriteria Evaluasi Kinerja TPID Tahun 2020 secara virtual di Ruang VVIP Setda Tala; (bawah) Aris Apriadi, Kasubbag Administrasi Pembangunan dan Sumber Daya Alam pada Bagian Ekobangkesra Setda Tala.

TANAH LAUT BERSIAP HITUNG INFLASI BAHAN POKOK DAERAH LEBIH SPESIFIK

PELAIHARI - Menghadapi ajang Award Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) tahun 2021 yang akan digelar bulan Agustus mendatang, Kabupaten Tanah Laut sedang bersiap tampilkan sektor andalan. Hal ini diungkapkan Kasubbag Administrasi Pembangunan dan Sumber Daya Alam pada Bagian Ekobangkesra Setda Tala, Aris Apriadi, usai mengikuti acara Sosialisasi Kriteria Evaluasi Kinerja TPID Tahun 2020 (Award 2021) secara virtual di Ruang VVIP Setda Tala, Kamis (4/3).

Beberapa program unggulan di sektor pertanian, permodalan hingga penanganan kelangkaan gas Tanah Laut dikatakan Aris akan menjadi pilihan yang akan dirundingkan sebelum ditampilkan ke ajang award tersebut.

Sampai saat ini pihaknya pun sedang mempersiapkan kelengkapan berkas yang diperlukan. Ia juga menyebutkan di tahun 2019 Kabupaten Tanah Laut sempat masuk dalam nominasi untuk kota non-Indeks Harga Konsumen (IHK). 

Tidak hanya ingin mengulang pencapaian, Aris berharap Tanah Laut dapat menjadi juara untuk kategori kota non-IHK.

Kota IHK merupakan kota penghitung inflasi harga bahan pokok. Hanya ada tiga wilayah di Kalimantan Selatan yang menjadi kota penghitung inflasi, seperti Banjarmasin, Tanjung dan Kota Baru. 

Selama ini penilaian inflasi Kabupaten Tanah Laut masih mengikuti perhitungan Banjarmasin.

Aris juga menyampaikan Tanah Laut sudah berencana melakukan kerjasama dengan Badan Pusat Statistik untuk perhitungan inflasi tersendiri agar data inflasi di Kabupaten Tanah Laut lebih akurat.  

"Selama ini perhitungan di Banjarmasin inflasi harga terjadi pada ikan haruan, karena masyarakat Kalimantan Selatan memang banyak yang mengkonsumsi ikan haruan. Sedangkan di Tanah Laut sebenarnya harga ikan stabil, meskipun lebih mahal misalnya 1 kilo Rp 70 ribu, tapi dalam satu tahun kisaran harga itu 70 sampai 80 ribu, tidak terlalu jauh selisihnya," jelas Aris.

Kerjasama itu diharapkan dapat mempermudah Pemkab Tala untuk mengetahui bahan pokok apa saja yang sebenarnya mengalami inflasi secara khusus di Kabupaten Tala, sehingga dapat dibuat kebijakan-kebijakan yang tepat sasaran untuk kemajuan perekonomian Tanah Laut. (Diskominfo Tala)

Bagikan halaman ini

Berita Lainnya