DISPUSIP TALA AJAK PEMUDA MELESTARIKAN MUSIK KURUNG-KURUNG

DISPUSIP TALA AJAK PEMUDA MELESTARIKAN MUSIK KURUNG-KURUNG

TAKISUNG-Musik kurung-kurung adalah salah satu musik tradisional yang dimainkan secara berkelompok dan dimainkan dengan cara dihentak ke tanah. Hal tersebut diungkapkan Akhmad Raji, seorang penggiat sekaligus pembuat alat musik kurung-kurung saat Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tanah Laut (Dispusip Tala) bersama beberapa orang dari kalangan pemuda mengunjungi rumahnya di Desa Ranggang, Kecamatan Takisung pada Selasa (30/3).

Ahmad Raji menjelaskan, alat musik ini terbuat dari bahan bambu yang diikat dengan rotan (paikat). Adapun istilah bagian dari satu bilah alat musik ini terdiri dari kikil, ilai, butuh itik, supakan, sumpal, giliran dan suai. Ia juga menuturkan, bahwa setiap alat musik kurung-kurung dalam satu kelompok memiliki istilah nama bunyi yang berbeda-beda.

“biasanya paling sedikit lima orang pemain, dan dari lima ini ada yang bunyinya, pirtua, pindua randung, pindua randah, tinti dan tangkup. Alangkah lebih bagus kalo ada sepuluh orang dalam satu kelompok supaya mainnya bisa bergantian jadi tidak kelelahan”, ujar Raji.

Ahmad Raji juga menambahkan, bahwa dirinya secara turun temurun menggeluti musik kurung-kurung ini. Kini, karena peminatnya sangat kurang Ia mengajarkan keahliannya dalam memainkan musik kurung-kurung kepada kedua anak laki-lakinya.

“Dulu sewaktu saya masih kecil zaman kakek sering lihat kurung-kurung, apalagi waktu musim tanam padi (manugal), sekarang saya ajarkan keahlian ini kepada kedua anak laki-laki saya,” ungkapnya.

Raji merasa sangat bersyukur dengan adanya kunjungan dari Dispusip Tala. Ia berharap musik kurung-kurung akan terus dikenal dan tetap lestari dikalangan masyarakat luas khususnya di Tanah Laut.

Kepala Dispusip Tala, Rhoedy Erhansyah saat dimintai keterangan mengatakan bahwa, Pemerintah Kabupaten Tanah Laut melalui Dispusip Tala menggelar agenda kunjungan ini bertujuan mengenalkan musik kurung-kurung kepada masyarakat khususnya generasi muda, agar kedepannya musik kurung-kurung diharapakan tetap dikenal dan dilestarikan.

“Ini salah satu budaya kita, musik kurung-kurung. Mudah-mudahan para pemuda dapat mengenal, terlebih memainkannya agar tetap lestari dan tentunya untuk masa yang akan datang,” tutup Rhoedy. (DISKOMINFO TALA)

Bagikan halaman ini

Berita Lainnya