Kurangilah Pemakaian Gelas Kemasan
Tala-Info Publik,Sampah, apa yang anda pikirkan tentang sampah yang sudah terkumpul banyak dalam kantong plastik di rumah anda, maka pasti anda akan membuangnya ke bak sampah. Ada dua cara yang dilakukan saat sampah di buang ke tempat sampah yakni bisa di lempar langsung tanpa turun dari sepeda motor atau mobil, atau sebaliknya turun dari sepeda motor atau mobil untuk benar-benar meletakkan sampahnya ke dalam tempat sampah.
Tapi kadang, jika sampah dari rumah tangga di buang ke tempat sampah dengan cara di lempar, dan sampah tidak tepat masuk dalam bak sampah, sudah pasti enggan untuk memungutnya kembali dan meletakannya ke dalam bak sampah.
"Pola main lempar sampah bagaikan pemain bola basket dadakan yang sok bidik membuang sampah ke dalam bak sampah,"demikian ungkap Arief Setiawan,ST selaku kabid tata kota pada Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (DPRPKPLH) Tala, Selasa (18/6) kemarin pada sosialisasi pengolahan persampahan di Kabupaten Tanah Laut di lantai 2 aula Barakat kantor Setda Tala.
Sosialiasi merupakan salah satu tahapan awal dalam hal penilaian piala Adipura, dan sosialisasi di ikuti oleh para pengusaha ritel yang ada di kota Pelaihari serta para Camat.
Arief menambahkan, pada bulan Juni ini ada penilaian adipura, semoga bisa kembali di raih adipura yang ke 5 kalinya, yang tentunya harus di barengi dengan kegiatan penunjang di raihnya piala Adipura. Ada juga pola bayar sampah Rp 2.000 per rumah, sampahnya di gantung di pagar rumah, padahal dekat rumah ada kontainer sampah, cara itu tidak memberikan pembelajaran akan sadar kebersihan, tapi itu pola manja.
Sementara untuk pengambilan sampah dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dari pukul 06.00 wita sampai pukul 12.00 wita, sedangkan pengangkutan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dari pukul 06.00 wita sampai pukul 24.00 wita.
Sosialisasi di buka Asisten 2 bidang ekobangkesra Ahmad Khairin. Dalam sosialilasi menghadirkan nara sumber Dini Setiawati,ST,MS kasi pengelolaan persampahan pada DPRKPLH provinsi Kalsel.
"Masalah sampah menjadi isu internasional, karena tidak mungkin di sebuah negara tidak ada sampah, masalah sampah harus di mulai dari diri sendiri dari hal yang kecil-kecil,"kata Khairin.
Sementara Dini Setiawan dari DPRKPLH provinsi Kalsel mengungkapkan, di Kalsel secara real 73 persen sampah sudah terkelola, 27 persen belum terkelola. Yang tidak terkelola seperti masih di buang sembarangan, di buang ke sungai dan di bakar.
Ia mencontohkan, lebih elok kembali ke jaman dulu kalau semisal mengadakan selamatan menggunakan gelas kaca,bukan gelas kemasan karena sisa gelas kemasan pasti menghasilkan sampah.
"Indonesia nomor 2 sedunia penghasil sampah plastik,"kata Dini.
Di tambahkan Dini, target tahun 2025 tidak ada sampah. Filosopi produk sampah sendiri pada setiap orang pasti menghasilkan sampah, utamanya perempuan lebih banyak dari laki-laki, Mulai dari lahir pun sudah menghasilkan sampah, contoh 1 orang bayi dalam 1 bulan beli pampers Rp 800.000. Itu baru pampers belum sampah rumah tangga lainnya.
Dalam hal pengurangan sampah dapat di mulai dari contoh kecil yakni pengurangan penggunaan gelas kaca saat untuk konsumsi pada saat rapat-rapat baik di pemerintahan maupun di masyarakat bukan menggunakan gelas air kemasan.
Di tahun 2020 ada wacana penilaian pantai yang bebas sampah oleh DPRKPLH provinsi Kalsel. Ada satu di antaranya program dari DPRKPLH provinsi Kalsel yakni Gerakan LISA yang artinya Lihat Sampah Ambil.