Inflasi Tanah Laut Maret 2025 Masih Dalam Target Nasional
Pelaihari – Inflasi di Kabupaten Tanah Laut pada Maret 2025 mengalami kenaikan signifikan sebesar 2,06% secara bulanan (month to month/m-to-m), dan 2,52% secara tahunan (year on year/y-on-y). Meski mengalami lonjakan, angka inflasi ini masih berada dalam kisaran target nasional sebesar 2,5 ± 1%.
Berdasarkan laporan dari Sekretariat TPID Kabupaten Tanah Laut pada Senin (14/04/2025), penyumbang utama inflasi bulanan adalah kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga, terutama disebabkan oleh kenaikan tarif listrik yang kembali normal per Maret 2025. Sementara itu, inflasi tahunan paling banyak dipicu oleh naiknya harga komoditas pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, dengan andil mencapai 1,94%. Komoditas seperti ikan gabus, cabai rawit, udang basah, serta sigaret kretek mesin (SKM) turut menyumbang besar terhadap inflasi ini.
Selain itu, pengaruh bulan suci Ramadan juga mendorong perubahan pola konsumsi masyarakat yang cenderung meningkat. Pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi ASN dan pensiunan turut meningkatkan jumlah uang yang beredar di masyarakat.
Kabupaten Tanah Laut tercatat sebagai daerah dengan tingkat inflasi tertinggi di Kalimantan Selatan dan menempati urutan ke-20 dari 150 kabupaten/kota penghitung inflasi secara nasional. Meski demikian, Tanah Laut masuk dalam 10 besar daerah dengan harga daging ayam ras terendah secara nasional pada minggu kedua April 2025, yakni Rp 25.000 per kilogram.
Dalam laporan tersebut juga disampaikan bahwa berdasarkan Early Warning System (EWS), stok dan prediksi panen cabai rawit untuk April–Mei 2025 masih dalam kategori aman. Namun, kondisi untuk cabai merah di Tanah Laut dan sejumlah daerah lain di Kalsel masih belum aman.
Pemerintah Kabupaten Tanah Laut melalui TPID akan terus memantau dan mengambil langkah strategis untuk menjaga kestabilan harga dan menekan laju inflasi ke depannya. (Diskominfostasan Tala)